Makalah Agama
BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar
Belakang
Kehidupan beragama pada
dasarnya adalah hal yang fitrah yang di miliki oleh setiap manusia. Agama
sangat berperan penting dan berpengaruh terhadap kehidupan individu dan
masyarakat, agama itu sendiri menimbulkan banyak perilaku tertentu, sikap
mental, seperti rasa takut, gelisah, optimis, dan lainnya. Karena pada
hakikatnya keinginan, petunjuk, dan ketentuan, kekuatan gaib harus sangat
dipatuhi pada manusia itu sendiri.
Namun demikian, kehidupan beragama
adalah kenyataan hidup manusia yang di temukan sepanjang sejarah masyakat dan
kehidupan dalam umat manusia saat ini. Ketergantungan manusia terhadap
kehidupan beragama dan berbagai persoalan mengenai tentatif beragama.
Ketergantungan ini sudah diyakini kebenarannya dalam kehidupan manusia yang
fitrah.
BAB 2
PEMBAHASAN
1.Konsep dan Sejarah
Agama
Ada 3 istilah yang di
kenal tentang agama, yaitu: Agama, Religi, dan Din. Secara etimologi kata agama
berasal dari bahasa sansekerta yang berasal dari kata Gam, artinya pergi.
Kemudian, akar kata gam tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah
kata agama yang artinya jalan. Jadi, agama adalah suatu peraturan yang dapat
membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya bahkan hingga
menjelang kematiannya.
Sejarah
munculnya agama sama tuanya dengan sejarah manusia. Adam yang oleh umat Islam
diyakini sebagai manusia pertama dan pembawa agama di muka bumi namun demikian
secara singkat sejarah agama yang umum dikenal khususnya di Indonesia. Bentuk
agama yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah 5 agama, yaitu: Islam,
Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu. Selain itu, walaupun tidak sebanyak
pengikutnya dibanding kelima agama utama di Indonesia, ada juga agama Yahudi
yang cukup berpengaruh di dunia.
Dalam
kajian antropolgi terhadap agama tidak cukup hanya dengan fakta yang sedang diamati
saja. Untuk memahami fenomena kehidupan beragama, perlu memahami latar belakang
sejarahnya. Banyak macam ragam fenomena dalam kehidupan beragama. Memahami
sejarah suatu agama juga akan memberikan pemahaman tentang kenapa terjadi
keagamaan dalam fenomena kehidupan beragama. Dalam sejarah agama ada dua
masalah yang di bahas pertama, asal usul timbulnya agama secara umum dan kedua,
perkembangan kehidupan beragama. Perkembangan ini ada yang di khususkan kepada
perkembangan kepercayaan kepada tuhan, penyebaran, institusinya, ajarannya
mengenai hukum, etika, mistik, dan lain sebagainya.
Dalam
sejarahnya, agama Yahudi sesungguhnya memiliki hubungan erat dengan agama Islam
dan kristen. Sejarah agama Yahudi berasal dari ajaran Nabi Ibrahin A.S, seorang
Nabi yang juga diakui sebagai nabinya orang kristen dan orang Islam. Meski
pendiri agama Yahudi sebenarnya adalah Nabi Musa A.S, tetapi orang Yahudi
ortodoks memandang bahwa agama mereka bermula dari Nabi Ibrahim A.S. nenek
moyang mereka.
Ajaran
monoteistik nabi Ibrahim A.S, yang mengajarkan bahawa tuhan itu Esa,
dilanjutukan oleh nabi Musa A.S. Ajaran tentang tuhan itu esa dapat dilihat
dari 2 pasal pada 10 perintah tuhan yang diterima nabi Musa A.S di bukit senai
(1) janganlah ada tuhan tuhan lain di hadapanku (2) janganlah membuat bagimu
Razak, Yusron. 2009. Pendidikan agama untuk
perguruan tinggi. PT. UHAMKA perss
Hal.74
patung
yang menyerupai apa pun yang ada dilangit diatas, atau yang ada di bumi di
bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi dan janganlah sujud menyembah
kepadanya, karena aku tuhanmu, adalah tuhan yang cemburu.
2.
Kebutuhan Manusia terhadap Agama
Pada dasarnya manusia itu bersifat
fitrah yaitu keinginan beragama dengan beragama kita mengenal tuhan, dengan
beragama pula kita tahu apa saja yang akan kita lakukan kedepannya dan prospek
selama kita hidup jadi untuk dikatakan manusia membutuhkan agama itu hal yang
mutlak dan tidak bisa di ganggu gugat karena dengan agama manusia mempunyai
batasan dan adab dalam menjalankan seluruh hidupnya, dengan agama pula kita
tidak mempunyai sikap diseorantasi, allenasi, meaningess, disharmoni dalam
hidup yang sesungguhnya.
Pada
prinsipnya manusia membutuhkan Agama untuk menuntunya mencapai kebahagian.
Manusia memerlukan bimbingan Tuhan dalam menjalani keseharian hidupnya yang
diwarnai oleh keadaan dan ujian yang tak menentu. Kebutuhan manusia akan agama
sesungguhnya sejalan dengan “matur” kecenderungan manusia sendiri yang selalu
ingin mencari kebaikan dan kebenaran.
Sejatinya kebaikan dan kebenaran agama haruslah menjelma menajdi
nilai-nilai kasih sayang (rahmah) bagi seluruh umat manusia sebagaimana sifat
Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang bagi seluruh umat manusia.
Sejarah
agama-agama dunia telah merekam bagaimana para pencari Tuhan pada akhirnya
mendapati agama mereka dengan nama yang berbeda-beda: Yahudi, Nasrani, Islam,
Hindu, Budha, Konghucu serta ada pula yang tak memerlukan penamaan agama atas
pemujaan mereka pada ruh-ruh nenek moyang mereka yang biasa dikenal dengan
animisme,
Pada
masyarakat modern bentuk alternatif agama itu tergantung pada kekuatan kohesi
sosial mereka terhadap upacara ritual yang harus dilakukan untuk meneguhkan
nilai-nilai yang mereka anut.
Razak,
Yusron. 2009. Pendidikan agama untuk perguruan
tinggi. PT. UHAMKA perss hal 62
Bentuk alternatif agama di dunia masyarakat
modern seperti yang diutarakan Berkheim dikenal dengan nama civil religion yang didefinisikan
sebagai sekumpulan kepercayaan dan ritual diluar institusi keagamaan formal
yang sudah ada.
Agama
merupakan kebutuhan dasar atau fithrah manusia karena: (1) ada beberapa hal
yang tak terjangkau oleh akal manusia (2) manusia membutuhkan pedoman hidup
yang sesuai dengan fitrahnya (3) manusia adalah makhluk yang selaalu
membutuhkan pihak lain sebagai tempat bersandar sehingga menemukan kedamaian
hidup (4) kehidupan sosial manusia membutuhkan solidaritas, tatanan, dan
kesadaran moral sejati yang hanya diberikan oleh agama.
Prinsip-prinsip
agama bersinergi dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Sebagaimana prinsip
kemanusiaan tidak mungkin bertentangan dengan prinsip keagamaan, maka prinsip
keagamaan mustahil berlawanan dengan prinsip kemanusiaan. Agama berasal dari
Tuhan, tetapi untuk kepentingan manusia. Manusia harus berbuat baik demi
memperoleh ridha Tuhan.
3.
Jawaban agama-agama besar dunia dalam persoalan manusia
A.
Konsep manusia dalam agama Yahudi
Agama Yahudi mempunyai pemikiran
penting mengai manusia. Letak pentingnya manusia bukan hanya mengenai fakta
keberadaan, akan tetapi lebih jauh dari itu, yaitu memperoleh pengertian
mengenai keadaan hidup manusia agar dapat mengarahkan kemampuan kreatifnya
sehingga memperoleh hasil optimal yang dapat dicapai oleh manusia. Oleh sebab
itu, pengungkapan mengenai manusia bukan hanya mengungkapkan sisi-sisi kelemahan
manusia, akan tetapi juga mengenai keunggulan yang dimiliki oleh manusia
mengenai “keterbatasan” manusia misalnya, dikemukakan bahwa dibandingkan dengan
kemuliaan surgawi manusia adalah “debu”.
Razak, Yusron. 2009. Pendidikan agama untuk
perguruan tinggi. PT. UHAMKA perss
hal.33
B.
Konsep manusia dalam agama Nasrani
Menurut agama Nasrani,
manusia adalah makhluk tuhan yang pada mulanya diciptakan sesuai dengan gambar
allah. Makhluk pertama, adam, ditempatkan dalam sebuah taman yang subur dan
indah dengan ketentuan agar memelihara dan mengelolanya disertai
peringatan:”dari sekalian pohon ditaman ini boleh kau makan, tapi dari pohon
pengetahuanbaik dan jahat ini tak boleh kau makan buahnya;apabila kau makan
daripadanya kau mesti mati. “(gen.I26:2,15)
C.Konsep
manusia dalam agama Islam
Dalam alquran, ada 4
kata yang digunakan untuk menunjukkan arti manusia dengan berbagai
implikasinya, yaitu kata al-insan atau an-nas jamaknya unas, al-basyar dan bani
adam.
Kata insan terulang dalam al-quran
sebanyak 70 kali dengan berbagai konteksnya, yaitu: menjelaskan tentang
manusia, menjelaskan sifat-sifat negatif manusia.
Razak, Yusron. 2009.
Pendidikan agama untuk perguruan tinggi.
PT. UHAMKA perss hal.35-37
BAB 3
PENUTUP
Bahwa agama yang ada di dunia sangat
mempunyai konsep dan pemikirannya berbeda dari setiap manusiannya. Setiap agama
sebenar nya benar, tetapi orang orang yang dalam agama itu yang terkadang suka
menyelewengkan kitab nya sendiri, karna semua agama mengajarkan menyebah satu
tuhan. Agama mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan tuhan. Ia
berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Manusia terdiri dari aspek fisik
dan aspek batin (ruh/jiwa) yang masing masing kebutuhan nya harus tecukupi.
Mengabaikan salah satu akan membuat manusia terasing dan mengalami kehampaan
hidup.
Menurut
agama islam , manusia adalah makhluk
yang mulia. Manusialah adalah makhluk allah satu satunya makhluk allah SWT yang
ditunjukan sebagai wakil nya (khalifah) di muka bumi. Untuk tugas ini, manusia diberi
akalh, satu kelibihan yang tak diberikan allah kepada makhluk lain. Manusia
yang baik adalah mereka yang mampu menjalan kan tugas ini dengan baik. Mereka
adalah hamba hamba yang taat kepada-Nya, menjalan kan perintah nya dan menjauhi
larangan nya. Mereka adalah hamba hamba yang senan tiasa memnuhi kewajiban nya
kepada allah dan kedada sesama.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, bustanuddin. 2006. Pengantar antropologi agama
: agama dalam kehidupan manusia. PT. RajaGrafindo Persada
Razak, Yusron. 2009. Pendidikan agama. PT. UHAMKA
perss
M. Amin Abduliah. 2000. Dinamika Islam Kultural,
Bandung, Mizan
Komentar
Posting Komentar